CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 09 Mei 2013

gejolak api cinta


Pagi itu sangat menyesakkan batin. Mata pun layu mengahru biru. Ingin rasanya berlari tak tentu arah dan berteriak tak adil. Hujan pun mulai turun dari tetesan pertamanya menjadi baitan tetes yang sangat deras. Masih merenung dan air matapun tak sanggup di bendung.  Hanya teringat oleh foto dan kata-kata sesorang tadi malam.
“kriiiiiiiiinggg...kriiinggggg” terdengar suara handphoneku berbunyi keras. Seraya aku melihat siapakah gerangan yang telopon saat hati ini gundah gelisah batinku menggila. Dari Arya teman kampusku, aku mengusap air mataku dan kemmudian mengangkat telepon itu.
“ halo ya ada apa? “ suaraku begitu berat saking lamanya aku menangis.
“emh, kenapa lo put, kok suara lo agaknya berat gitu habis nangis ya?”
“siapa juga yang nangis gue lagi sakit tenggorokan kalik.” Aku terpaksa berbohong karena aku tidak mau dianggap lemah. “ ohhh, kirain lo nangis, eh iya nanti malem dateng ke kampus ya ada acara temu mahasiswa untuk mempererat persahabatan antar mahasiswa.”
“ iya deh nanti gampanglah, gue lagi males kemana mana soalnya tapi gue sahain deh berangkat.”
“oke sip pokoknya lo harus bisa acaranya pasti seru” arya spontan seneng banget ngedengernya. Aku sih mengiyakan saja biar seneng lah teman ku ini. Kemudian Arya menutup teleponnya. Dan aku membanting tubuhku ke tempat tidur. Menghela napas dan sejenak berpikir tentang tawaran Arya tadi. Arya ini adalah temanku yang selalu ada dimanapun aku berada dan selalu mengerti perasaanku. Orangnya lumayan ganteng, pinter, dan selalu aktif diberbagai kegiatan kampus. Tak kaget lah kalo banyak cewek yang naksir sama si Arya. Tapi anehnya dia itu gak punya pacar. Aku selalu bertanya kenapa dia tak punya pacar. Jawabannya sih katanya dia bingung mau milih yang mana soalnya banyak cewek yang suka. Hah, orangnya itu memang PD sekali.
“berangkat, enggak, berangkat, enggak, berangkat.” Yaa berangakat aja kali yaa pikirku daripada aku nangis lagi di rumah. Kemudian aku beranjak dari tempat tidurku keluar dari kamar. Aku melihat isi kulkasku ternyata tak ada apa-apa di dalamnnya. Ternyata bibi lagi belanja di pasar ntuk membeli persediaan makanan dirumah. Lemes banget rasanya, menangis dari tadi malam sampe gak tidur membuatku begitu sangat lapar. Aku meneruskan langkahku ke meja makan dan disana sudah ada 3 potong sandwich yang dibuat bibi sebelum berangkat belanja.
Aku duduk dan memakan dengan lahap sandwich itu. Ketika sedang lahapnya mengunyah maknan tersebut bel pintu berbunyi. Siapa sih yang dateng, ganggu orang makan aja batinku. Ku tinggalkan sandwichku dan berjalan menuju depan untuk membukakan pintu.
“hai put?” suara terdengar dari mulut orang itu. “ hai juga.” aku tersontak kaget ternyata alvin yang dateng. Hatiku terasa miris melihatnya, jantungku berdegup kencang emosi memnuncak.
“mau apa lo datang kemari. Belum puas kamu membuat hatiku hancur tadi malam” emosiku memuncak dan rasanya ingin menangis.
“dengerin gue dulu put.”
“gak perlu, gue gak butuh kata kata loe, pergi dari rumah gue.” Air mata pun jatuh lagi membasahi pipi. Kemudian ku menutup pintu dan ambruk di sofa menagis meluapkan segalanya. Di luar aku masih sempat mendengar suaranya sebelum ia pergi.
“aku sayang sama lo put, aku maih menunggumu, aku akan jelasin semuanya” suara tersebut kemudian hilang.
Aku kecewa sakit karenanya ternyata selama ini yang ku dengar dari gosip itu benar. Alvin yang ku cintai selingkuh dengan teman sekelas di kampus. Aku sama sekali tidak pernah menyangka. Aku kira hanya orang yang syirik menyebarkan gosip itu. Tapi tadi malam aku melihatnya sendiri dia berkencan dengan amira. Dan mereka bergandengan tangan di taman itu. Di saat itu perasaanku bagai lautan api yang berkecauk merajalela. Rasanya hancur berkeping-keping tak berbentuk.

0 komentar:

Posting Komentar